PEMAKAIAN HURUF
DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen :
oleh:
JURUSAN Teknik Informatika
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehinnga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMAKAIAN HURUF DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang pemakaian huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital dan huruf miring.
Penyusun berterima kasih kepada Ibu Dra. Sri Nardiati, M. Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini. Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Yogyakarta, 17 September 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR……………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
I.Latar Belakang Penulisan …………………………………………………………….1
II.Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………………. 1
III.Tujuan Penulisan ………………………………………………………………. 2
IV.Metode Pengumpulan Data ………………………………………………… 2
V.Sitematika Penulisan ………………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Penulisan Kata Dasar ………………………………………………………………… 4
B. Penulisan Kata Turunan …………………………………………………………….. 4
C. Bentuk Ulang …………………………………………………………………………… 6
D. Gabungan Kata ………………………………………………………………………… 6
E. Kata Ganti ……………………………………………………………………………….. 8
F. Kata Depan ……………………………………………………………………………… 8
G. Kata Si dan Sang ………………………………………………………………………. 9
H. Partikel…………………………………………………………………………………….. 9
I. Singkatan dan Akronim …………………………………………………………….. 10
J. Angka dan Lambang Bilangan …………………………………………………… 13
K. Penulisan Unsur Serapan……………………………………………………………. 16
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan ………………………………………………………………………. 31
2.Saran………………………………………………………………………………… 32
3.DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………. 33
3BAB 1
PENDAHULUAN
1.a.A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus
dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam
bidang pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar, bahasa Indonesia
merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan
kepada murid berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya
(kurikulum pendidikan dasar) tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah
satu tujuan pokoknya adalah murid mampu dan terampil berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar setelah mengalami proses belajar mengajar di sekolah.
Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya
termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan
berbicara. Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan
berbahasa tersebut saling berkaitan.
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya
adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata,
dan aneka tanda baca.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai
persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah
pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf miring pada
bahasa tulis.
1.a.B. Rumusan Masalah
Penulis akan membahas tentang penulisan kata dan penulisan unsur
serapan dengan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemakaian huruf pada bahasa tulis ?
2. Bagaimana pemakaian huruf kapital pada bahasa tulis ?
3. Bagaimana pemakaian huruf miring pada bahasa tulis ?
41.a.C. Tujuan Penulisan Makalah
Pada makalah ini penulis menguraikan tentang bentuk tulisan dengan
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf pada bahasa tulis.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf kapital pada bahasa tulis.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf miring pada bahasa tulis.
1.a.D. Metode Pengumpulan Data
Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data, di
antaranya:
1. Kajian literatur berupa buku sumber, dan data dari internet.
2. Diskusi kelompok.
1.a.E. Sistematika Penulisan
Pada makalah ini, penyusun menjelaskan mengenai penulisan kata dan
penulisan unsur serapanyang dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini
meliputi latar belakang, rumusan masalah, pemecahan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab berikutnya yaitu bab dua, penyusun menguraikan secara rinci
berdasarkan data-data yang penyusun peroleh dari buku dan internet
mengenai pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf
miring.
Bab ketiga, merupakan bab kesimpulan dan saran dalam makalah ini.
Pada bagian ini, penyusun menyimpulkan uraian sebelumnya dan
memberikan saranagar para pembaca khususnya para mahasiswa untuk lebih
memahami mengenai penggunaan ejaan.
5BAB II
PEMBAHASAN
VI. Pemakaian Huruf
L. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A a
B b
C c
D d
E e
F f
G g
H h
I i
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
J j
K k
L l
M m
N n
O o
P p
Q q
R r
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
S s
T t
U u
V v
W w
X x
Y y
Z z
es
te
u
fe
we
eks
ye
zet
M. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.
Huruf Vokal
Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
a
e*
i
o
u
api
enak
emas
itu
oleh
ulang
padi
petak
kena
simpan
kota
bumi
lusa
sore
tipe
murni
radio
ibu
6 * Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
Kami menonton film seri (séri).
Pertandingan itu berakhir seri
N. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z..
Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
b
c
d
f
g
h
j
k
l
m
n
p
q**
r
s
t
v
w
x**
bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
lekas
maka
nama
pasang
Quran
Raib
sampai
tali
varia
wanita
xenon
sebut
kaca
ada
kafir
tiga
saham
manja
paksa – rakyat*
alas
kami
anak
apa
Furqan
Bara
asli
mata
lava
bawa
-
adab
-
abad
maaf
balig
tuah
mikraj
sesak
bapak*
kesal
diam
daun
siap
putar
lemas
rapat
-
-
-
7y
z
yakin
zeni
payung
lazim
-
juz
* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah.
** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
O. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.
Huruf Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
ai
au
oi
ain
aula
-
syaitan
saudara
boikot
pandai
harimau
amboi
P. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
Gabungan Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
kh
ng
ny
sy
khusus
ngilu
nyata
syarat
akhir
bangun
hanyut
isyarat
tarikh
senang
-
Arasy
Q. Pemenggalan Kata *)
4. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan
di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah
8Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan
kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
Misalnya:
au-la
sau-da-ra
am-boi
bukan
bukan
bukan
a-u-la
sa-u-da-ra
am-b-oi
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf
konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan
sebelum huruf konsonan.
Misalnya:
ba-pak
la-wan
mu-ta-khir
ba-rang
de-ngan su-lit
ke-nyang
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan
tidak pernah diceraikan. Misalnya:
man-di
cap-lok
makh-luk
som-bong
Ap-ril
swas-ta
bang-sa
d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan
yang kedua. Misalnya:
in-stru-men
in-fra
ben-trok
ul-tra
bang-krut
ikh-las
95. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris. Misalnya:
makan-an
mem-bantu
me-rasa-kan
pergi-lah
Catatan:
a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
b. Akhiran –i tidak dipenggal
c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai
berikut.
Misalnya:
te-lun-juk
si-nam-bung
ge-li-gi
6. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara
unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b,
1c, dan 1d di atas. Misalnya:
bio-grafi, bi-o-gra-fi
foto-grafi, fo-to-gra-fi
intro-speksi, in-tro-spek-si
kilo-gram, ki-lo-gram
kilo-meter, ki-lo-me-ter
pasca-panen, pas-ca-pa-nen
Keterangan:
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain disesuaikan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.
VII. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
101. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Misalnya:
Dia mengantuk
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai
2. Huruf kapital dipakai sebegai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:
Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan,”Berhati-hatilah, Nak!”
“Kemrin engkau terlambat,”katanya.
“Besok pagi,” kata Ibu,”dia akan berangkat”.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama, Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan. Misalnya:
Allah
Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Alkitab
Quran
Weda
Islam
Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hama-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
11Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegera
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel
10 volt
125 ampere
7. Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa. Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya
bulan Agustus
bulan Maulid
hari Galungan
hari Jumat
hari Lebaran
hari Natal
Perang Candu
tahun Hijriah
tarikh Masehi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya:
Asia Tenggara
Banyuwangi
Bukit Barisan
Cirebon
Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng
Kali Brantas
Lembah Baliem
Ngarai Sianok
Pegunungan Jaya-wijaya
Selat Lombok
Terusan Suez
13Gunung Semeru
Jalan Diponegoro
Jazirah Arab
Tanjung Harapan
Teluk Benggala
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
10.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan. Misalnya
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republik
Beberapa badan hukum
14Kerja sama antara pemerintah dan rakyat
Menurut undang-undang yang berlaku
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal. Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
13.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan. Misalnya:
Dr.
M.A.
S.H.
S.S.
Prof.
Tn.
Ny.
Sdr.
doktor
master of arts
sarjana hukum
sarjana sastra
profesor
tuan
nyonya
saudara
14.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya,”Itu apa, Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima.
15“Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Karya
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
16Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’.
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi satu garis di bawahnya.
BAB III
PENUTUP
17A. Kesimpulan
Pemakaian huruf diantaranya mengenai huruf abjad, huruf vokal,
huruf konsonan huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan,
pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital dan huruf miring.
Pemakaian huruf kapital diantaranya yaitu huruf kapital atau huruf
besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia
mengantuk. Huruf kapital dipakai sebegai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama, Tuhan dan
kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya: Amir Hamzah, Dewi Sartika.
Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia. Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata
seperti dan. Misalnya Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan
RakyatHuruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke,
18dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya: “Kapan Bapak
berangkat?” tanya Harto. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
ganti Anda, misalnya: Sudahkah Anda tahu?
Pemakaian huruf miring diantaranya: huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan, misalnya: majalah Bahasa dan Kesusastraan, buku
Negarakertagama. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya:
huruf pertama kata abad ialah a, Dia bukan menipu, tetapi ditipu. Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya: Nama
ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon
pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara
menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke
depannya. Aamiin.
19DAFTAR PUSTAKA
Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.. Jakarta:
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.
Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI.
20
|